Kita Pernah Seperti Itu

Kita pernah seperti itu. Kita membenci orang yang berjenggot. Kita tidak suka dengan orang yang mengenakan celana diatas mata kaki. Kita kurang senang dengan wanita yang mengenakan gamis besar dengan jilbab yang besar serta bercadar. Kita tidak mengerti mengapa wanita tidak boleh mengantar jenazah dan tidak boleh ziarah kubur. Kita juga menunjukkan kekurangsukaan dengan orang yang tidak mau datang ke acara yasinan memperingati orang meninggal.

Kita Didoakan

Apakah orang yang dulu kita benci itu lalu tidak lagi berjenggot dan tidak bercadar? Mereka tetap istiqomah. Tahulah kita kalau mereka yang berilmu itu lebih sabar dan mendoakan orang-orang yang belum tahu. Dalam diam dan senyumnya mereka tetap menunjukkan kualitas dirinya sehingga orang yang dahulu membencinya menjadi cinta pada ketaatan dan keistiqomahannya.

Doa orang-orang yang dibenci karena ketaatannya itu dikabulkan oleh Allah Swt. Lihatlah kini. Semakin banyak yang menjalankan sunnah memanjangkan jenggot dan  mengenakan celana diatas mata kaki. Semakin banyak juga yang mengenakan gamis dan jilbab besar serta tidak tipis. Semakin banyak juga yang tidak bersalaman dengan non mahramnya. Semakin banyak juga yang tidak lagi melakukan selfie dan memajang foto wanita.

Doa-doa orang alim itu didengar oleh Allah Swt. Hidayah itu bisa datang kepada siapa saja dalam keadaan apa saja. Tidak sedikit yang merelakan jabatan dan pekerjaannya karena ia tidak mau menjalankan perintah atasannya yang bertentangan dengan sunnah. Baginya bersama Allah Tabaroka Wa Ta’ala  itu lebih menentramkan dan menyenangkan. Bayangan akhirat yang indah itu menepiskan kesenangan dunia yang sesaat.

Mengertilah kita mengapa dahulu banyak yang kokoh dengan pendiriannya meski dikatakan teroris atau malah diusir dari tempat tinggalnya. Mereka bahagia bersama sunnah. Mereka mengejar akhirat. Mereka tidak peduli kalau harus kehilangan dunia dengan segala isinya. Asalkan Allah Tabaroka Wa Ta’ala ridho padanya, apa kata manusia terserahlah. Sabar dengan kejahilan manusia adalah bagian dari ujian dalam hidup.

Kita Dulu Tidak Tahu

Kita dulu tidak tahu bahwa membenci orang yang menjalankan sunnah itu sama dengan membenci perintah Allah Tabaroka Wa Ta’ala . Kita harusnya introspeksi diri. Ada apa dengan hati? Jangan-jangan sudah jauh dari nilai keimanan. Kita pernah seperti itu. Jika kini banyak teman atau sahabat yang menatap aneh perubahan kita, maka kita harus sabar dan mendoakan mereka.

Sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah lama menjalankan sunnah dahulu. Tetap menjadi baik hingga akhir dan sampai bertemu di surga. Mari saling memperhatikan apakah nanti aku atau kamu ada di surga. Jika salah satu kita tidak ada di surga, ingatlah aku dan panggillah namaku agar aku pun berada di surga.

Tanggapan Anda :